Selasa, 02 Juni 2009

NIKMATILAH PELAJARAN DARI ALLAH

Manusia diciptakan Allah dengan berbagai karakter atau kepribadian. Perbedaan kepribadian pada tiap manusia membuktikan kebesaran dan ke-Maha Kuasa-an Allah Swt. Di samping itu, tiap manusia mempunyai proses yang berbeda-beda dalam menjalani hidup. Proses yang berbeda-beda, maksudnya adalah tiap individu pasti mengalami beragam proses dalam mencapai kedewasaan atau kematangan dalam berpikir dan bertindak. Itulah pelajaran dari Allah.
Pelajaran yang diberikan Allah pada manusia tidak seperti pelajaran yang dibuat manusia. Pelajaran dari Allah itu dimulai dari ujian dulu baru kemudian materi. Beda halnya dengan pelajaran dari manusia atau pelajaran yang diberikan guru pada muridnya, yang menekankan materi dulu baru dilakukan ujian.
Pelajaran yang diberikan Allah kepada manusia mempunyai sebuah rahasia, dan di balik rahasia itu terkandung maksud terpendam. Banyak di antara manusia yang tidak sadar bahwa dirinya sedang diberikan pelajaran oleh Allah, tidak peduli orang tersebut beriman atau kafir. Pelajaran yang diberikan Allah kepada manusia ada yang berupa masalah, musibah, ujian, atau penderitaan, dan ada juga yang berupa kesenangan. Pelajaran yang diberikan kepada manusia supaya manusia berpikir sehingga diharapkan manusia mendapatkan insight atau pencerahan dari kejadian yang dialaminya.
Ada sebuah kisah nyata dari seorang pemuda yatim. Pemuda tersebut telah ditinggal ayahnya ketika dia menginjak usia remaja. Di pundak pemuda tersebut terdapat beban yang berat, yaitu berperan sebagai anak sekaligus kepala keluarga yang bertanggung jawab terhadap keluarga. Kebetulan dia tinggal dengan ibu dan adik perempuannya. Dalam kondisi yang seperti itu dia berusaha mencari tahu bagaimana sebenarnya menjadi sosok ayah yang baik. Dia terus mencari dan mencari tanpa lelah meskipun banyak rintangan menghadang, mulai tuntutan ibu dan adiknya terhadap dia sampai mengorbankan masa mudanya dan dianggap anak mami oleh teman-temannya. Akhirnya, pemuda tersebut menjadi sosok yang tegar dan tangguh, dan teman-teman dia yang dulu menganggap dia sebagai anak mami sekarang malah salut terhadap pemuda tersebut.
Dari sedikit cerita di atas dapat diambil pelajaran bahwa dalam menghadapi dan menyerap pelajaran dari Allah yang berupa masalah, musibah, dan seterusnya, dibutuhkan beberapa jurus jitu, antara lain :
Pertama, hadapi masalah sebagai masalah dan jangan sekali-kali mencoba lari dari masalah, dengan maksud supaya kita bisa menghadapi masalah apa adanya dan tidak mengada-ada. Oleh karena itu, gunakan pengetahuan dan pengalaman Anda dalam mengukur besar kecilnya masalah.
Kedua, lakukan sesuatu sesuai dengan kadar kesanggupan Anda, dan jagalah diri Anda agar tidak melakukan hal-hal yang negatif.
Ketiga, lihatlah masalah kemudian lanjutkan dengan usaha untuk menciptakan solusi.
Keempat, mintalah pertolongan kepada Allah, berikhtiyarlah dalam menggapai pertolongan Allah melalui orang lain, dan tempatkanlah diri Anda sebagai orang yang akan menyelesaikan masalah melalui bantuan orang lain. Jangan melemparkan masalah pada orang lain apalagi menyalahkan.
Kelima, lupakan kesengsaraan, kepahitan, trauma, dan STOP mengenang rasa sakit di masa lalu! Jangan biarkan Anda dibudakkan kenangan pahit masa lalu. Namun pelajari masa lalu untuk menyusun langkah dan usaha untuk meraih masa depan yang Anda cita-citakan.
Keenam, ambillah keputusan untuk bangkit, dan melangkah maju dengan cara melakukan sesuatu atas berbagai macam kepahitan atau kegagalan di masa lalu.
Ketujuh, jangan pernah berpikir bahwa Anda telah ditinggalkan Allah! Namun pertebalah keimanan pada Allah Swt.
Kedelapan, pikirkan dan lakukan segala hal yang masih dalam jangkauan Anda dan lupakan segala hal di luar jangkauan Anda (berpikirlah realistis).
Kesembilan, perangilah segala perasaan dan pikiran negatif karena perasaan dan pikiran negatif hanya akan melemahkan diri Anda.
Kesepuluh, hitunglah nikmat, kelebihan, dan kekuatan yang Anda miliki untuk menghadapi masalah.
Saudaraku,
Allah Swt. tidak akan pernah membiarkan hambaNya bersedih atau putus asa. Oleh karena itu, Allah Swt. memberikan berbagai macam pelajaran pada manusia supaya manusia meningkat derajatnya di hadapan Allah. Pelajaran yang diberikan pada manusia selaku hambaNya mempunyai maksud supaya manusia itu tercerahkan. Memang benar pelajaran yang diberikan Allah Swt. itu kadang menyakitkan, dan kadar pelajaran bagi tiap-tiap manusia berbeda-beda tergantung kepribadian masing-masing. Pelajaran dari Allah Swt. jauh lebih berharga bagi kebaikan manusia itu sendiri, dan Allah Swt. Maha Tahu kadar kemampuan masing-masing hambaNya.
Saudaraku, bagi Anda yang saat ini merasakan kejadian yang menyakitkan karena apa pun, nikmatilah, karena itu adalah pelajaran yang sedang diberikan Allah pada Anda. Yakinlah bahwa kejadian yang begitu menyakitkan itu adalah sarana dan petunjuk Allah Swt. untuk merubah kondisi Anda supaya menjadi lebih baik. Lebih baik sekarang merasakan sakit, namun ke depannya, Anda bisa merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Segala hal yang menyakitkan itu akan bisa kita nikmati dengan adanya keyakinan yang kuat pada Allah Swt., Sang Maha Penggenggam Hidup. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagi para pembaca,silakan tinggalkan komentar.Supaya ada masukan buat saya ke depannya.Terima kasih.